Pola makan sehat? Sebagian besar
kita pasti udah tau –mungkin- sejak SD dulu tapi masih jarang yang mau
mempraktekannya dengan serius. Mungkin memang perlu satu kejadian yang jadi “aha moments”. Bagi beberapa orang, aha moment itu bisa jadi baru terjadi setelah dia mengalami sakit keras lalu baru menyesal kenapa tidak memperhatikan pola makan. Maka kita yang masih diberikan kesempatan hidup sehat, sebaiknya memang selalu menjaga aset kesehatan dengan menjaga pola makan. Untuk keluarga kecil
kami, aha moments itu adalah ketika
anak pertama kami mulai makan solid food
atau MPASI 3,5 tahun lalu. Saya mulai belajar masak dan pola makan sehat,
sampai saat ini kami masih berusaha menjalankan pola makan sehat. Hasilnya?
Maag suami yang udah dirasakan sejak jaman kuliah dulu perlahan membaik, saya sejak
dulu relatif sehat dan tetap sehat sampai usia menjelang kepala 3 ini, dan anak
kami? Tumbuh jadi anak sehat, nggak picky
eater, doyan semua jenis sayur dan buah, dan nggak kenal jajanan kemasan
sebagaimana anak lain seumurnya :)
Jadi pola makan sehat seperti apa
yang udah mulai jadi kebiasaan keluarga kami ini?
- Makan buah 2 porsi sehari dan sayur 3 porsi sehari
Kami terbiasa makan buah minimal
2 porsi sehari, pagi setelah bangun tidur dan sore sekitar jam 4. Buah
diusahakan bermacam-macam warna karena warna-warna pada buah menunjukkan
kandungan gizi yang berbeda juga. Jadi dengan mengkonsumsi aneka warna buah,
tubuh akan bisa memperoleh vitamin yang lengkap. misalnya hari 1
[semangka-jeruk], hari 2 [anggur-mangga], hari 3 [duku-strawberi]. Warna merah pada
buah [semangka, stroberi] menunjukkan bahwa buah mengandung likopen dan
antosianin. Buah warna jingga [jeruk, pepaya, mangga] mengandung betakaroten.
Buah kuning [nanas, pisang] mengandung kalium. Buah hijau [alpukat, melon]
mengandung zat antikanker. Buah ungu [anggur] mengandung antioksidan tinggi.
Untuk sayur, diusahakan selalu
mengasup 3 porsi sayuran setiap hari terutama sayuran daun berwarna gelap
seperti sawi, kangkung, bayam. Untuk ‘mengamankan’ kandungan gizi dalam
sayuran, biasanya sayuran direbus sebentar saja dengan air secukupnya.
- Minum cukup air putih
Semua orang sepakat bahwa air
putih sangat penting untuk tubuh karena itu kami sekeluarga biasa mengkonsumsi
air putih sepanjang hari, minuman lain seperti teh dan kopi hanya sesekali saja
kalau sedang kepengen. Satu rutinitas wajib adalah minum air putih setelah
bangun tidur, kami percaya ini bagus untuk tubuh. Kami juga menghindari minuman
yang terlalu manis seperti sirup dan minuman bersoda.
Belakangan ini, sedang in minum infused water jadi kami juga mencoba variasi air putih dengan rasa dan aroma alami buah-buahan a la infused water.
- Membatasi konsumsi gula dan garam
Garam dan gula memang diperlukan
oleh tubuh dalam ambang tertentu tapi kebanyakan dari kita mengkonsumsi gula
dan garam berlebihan karena “tuntutan lidah” yang sudah terbiasa dengan makanan
berrasa tajam. Padahal gula dan garam berlebihan dapat memicu tumbuhnya
penyakit degeneratif seperti diabetes melitus atau stroke. Ketika anak kami
mulai belajar makan MPASI [makanan pendamping air susu ibu], dimulai dengan
makanan bercitarasa alami tanpa tambahan gula dan garam sampai berusia 1 tahun
lebih. Sejak itu kami sekeluarga juga belajar mengurangi konsumsi gula dan
garam. Mineral yang terkandung dalam gula dan garam sudah cukup didapat dari
sumber lain yang lebih sehat misalnya buah-buahan manis [zat gula] dan hasil
laut [iodium].
[Contoh menu sugar free: puding buah mangga-semangka. Penggunaan gula digantikan dengan jus mangga segar yang dicampur dengan adonan agar-agar, campurkan potongan buah semangka sebelum dicetak]
- Mengurangi makanan instan, mengutamakan makanan home made
Makanan instan, meskipun dalam
promosinya sering disebut-sebut sebagai makanan bermutu tinggi dan bergizi
lengkap tapi didalamnya biasa terkandung zat pengawet, penguat rasa, pewarna,
pengembang adonan, dan bahan tambahan pangan lainnya yang kurang ramah untuk
tubuh. Untuk itulah kami selalu berusaha menyediakan makanan home made untuk keluarga kecil kami.
Mulai hidangan pokok seperti nasi/ karbohidrat, sayur, lauk [sumber protein] segar,
sampai snack seperti kue, roti, klethikan biasa kami membuatnya sendiri
tanpa menggunakan bahan-bahan yang sulit dicerna tubuh.
[contoh kudapan home made, cake tape singkong dengan taburan keju, tanpa bahan pengembang, tanpa bahan pewarna dan bahan tambahan lain yang tidak ramah untuk tubuh]
- Mengganti MSG dengan sumber glutamat alami
Penggunaan MSG [monosodium
glutamat] untuk makanan sehari-hari sampai saat ini masih jadi pro kontra. Ada
yang tetap memakai MSG dalam batas wajar karena dinilai aman, tapi kami
sekeluarga memilih untuk mengganti bahan pangan artifisial dengan bahan-bahan
alami. Termasuk MSG yang kemudian kami ganti dengan sumber glutamat alami. MSG
biasanya digunakan untuk memperkuat cita rasa makanan agar menjadi gurih. Tapi
dibalik kelezatan rasanya, MSG ditengarai dapat menyebabkan beberapa gangguan
kesehatan kalau dikonsumsi dalam jangka panjang. Bagi orang yang sudah terbiasa
mengkonsumsi makanan ber MSG, maka sekali makan makanan tanpa MSG akan terasa
hambar dan tidak enak. ini karena lidah sudah punya standar rasa yang terlalu
gurih a la MSG. Tapi nggak papa, pelan-pelan bisa dikurangi MSG nya
sedikit-sedikit, lama-lama akan terbiasa dengan makanan yang hambar. Selain
itu, kita juga bisa mengganti sumber rasa gurih dengan sumber glutamat alami
jadi makanan tetap terasa enak dan gurih tapi tetap sehat.
Glutamat secara alami tidak hanya
terdapat pada kaldu daging dan ayam tapi juga pada jamur, seafood [udang,
ikan], tahu dan tempe, sayuran [brokoli, wortel, tomat, daun bawang, seledri,
daun ketumbar], dan bumbu dapur lainnya [bawang merah, bawang putih]. Untuk
penggunaan sehari-hari, kami biasa menggunakan bahan-bahan diatas secara
bergantian. Misalnya untuk oseng-oseng kacang panjang ditambah tempe cincang
dan tomat. Untuk sayur lodeh bisa ditambahkan sedikit cincangan udang segar.
Sayur bening bayam ditambahi taburan bawang merah goreng agar terasa lebih
gurih. Bakwan jagung ditambah jamur tiram yang dicincang halus. Dan lain
sebagainya.
- Menggunakan minyak berkualitas dan diganti setelah 2 kali pakai
Bagi orang Indonesia, tampaknya
mustahil hidup tanpa hidangan yang digoreng, mulai dari bakwan, perkedel,
pisang goreng, sampai kerupuk semuanya bisa dibilang “makanan wajib” selain
nasi. Walaupun ada sebagian orang yang menyebut minyak goreng sebagai biang kolesterol
tinggi tapi ada beberapa kebiasaan sehat yang bisa kita lakukan selama
mengkonsumsi makanan berminyak. Selain dengan membatasi konsumsi makanan
berminyak, mengunyah makanan berminyak dengan baik, kita juga bisa mengganti
minyak yang sudah 2x dipanaskan sehingga lemak jahat nggak nempel di makanan
yang digoreng. Apalagi sekarang dengan berkembangnya teknologi pengolahan
minyak, kita juga bisa menggunakan minyak goreng SUNCO. SunCo adalah
minyak goreng yang diolah dari kelapa sawit segar dan telah melalui 3x
pemurnian dan 2x penyaringan menghasilkan minyak goreng sehat yang kaya akan
omega 3 sekaligus bebas kolesterol. Produk minyak goreng SunCo juga bebas lemak trans, mengandung 57% asam lemak tidak jenuh dan difortifikasi vitamin A 30% AKG. Ada 3 cara yang bisa kita lakukan untuk mengecek kualitas minyak goreng, yaitu warna minyak yang bening, dapat diminum tanpa meninggalkan kesan lekat atau
berbau, dan tidak mudah beku pada suhu rendah [sumber: minyakgorengsunco.com]
Begitulah sebagian dari beberapa
kebiasaan sehat keluarga kami, tentu saja masih ada banyak hal lain yang harus
dilakukan untuk memiliki hidup yang sehat yang berkualitas, antaralain
memperhatikan kebutuhan spiritual [berdoa dan beribadah, membantu sesama],
selalu berpikir optimis, menjaga kebersihan rumah dan sekitar tempat tinggal,
olah raga teratur, dan lain sebagainya. Semua itu tidak bisa dipisah-pisahkan
karena satu kebiasaan dengan kebiasaan lainnya saling mendukung terwujudnya
hidup keluarga yang berkualitas.
“Tulisan ini dibuat untuk
mengikuti lomba blog dari http://www.resepsehat.com persembahan SunCo Minyak
Goreng Yang Baik. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan
jiplakan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar